INILAHCOM, Jakarta - Rekonstruksi sejarah Rapat Raksasa IKADA 19 September 1945 digelar di lapangan Monas, Jakarta Pusat, Minggu (16/9/2018).
Acara yang mengusung tema 'Samudera Merah Putih' dihadiri oleh ratusan orang yang berperan pada rekonstruksi maupun dari berbagai perguruan Pencak Silat di seluruh Jakarta. Samudera Merah Putih merupakan refleksi atas perjuangan rakyat dalam memperjuangkan kemerdekaan kala itu.
"Menarik bagaimana pesilat pada masa itu yang tergabung dalam laskar-laskar kemerdekaan ikut ambil peran dalam peristiwa bersejarah ini," tutur Edhy Prabowo, Ketua Harian PBI IPSI (Ikatan Pencak Silat Indonesia) yang hadir bersama para atlet Pencak Silat Asian Games 2018.
Sejarawan JJ Rizal, selaku Ketua Pelaksana acara, mengatakan, reka ulang adegan Rapat Raksasa IKADA memang dilaksanakan lebih awal dari hari peringatan rapat raksasa IKADA waktu itu yang jatuh pada 19 September. Rekonstruksi ini berperan sebagai pembuka rangkaian acara yang bertujuan menarik perhatian masyarakat khususnya masyarakat Jakarta terhadap berbagai kegiatan terakit yang akan digelar hingga tanggal 20 September mendatang.
Menurutnya, peringatan yang seharusnya menjadi acara penting kemerdekaan Republik Indonesia tersebut seringkali terlupakan. Sehingga di tahun ini, atas dukungan dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, acara tersebut dapat dinikmati masyarakat. Khususnya anak muda agar dapat memahami sejarah.
Turut hadir adalah Hashim Djojohadikusumo yang merupakan keponakan dari almarhum Subianto Djojohadikusumo sebagai salah satu pejuang yang ikut serta pada perumusan Rapat Raksasa IKADA yang dilakukan di rumahnya di Matraman Planstoen.
"Saya dengar banyak dari orang tua dan kakek saya bagaimana Paman Subianto aktif pada masa perjuangan tapi saya baru mengetahui bahwa beliau ikut dalam perumusan rapat IKADA dan juga menjemput Bung Karno pada hari itu," papar Hashim yang juga menjelaskan bahwa nama pamannya yang gugur, Subianto diambil oleh ayahnya menjadi nama kakaknya, Prabowo Subianto.
JJ Rizal menambahkan, rekonstruksi sejarah Rapat Raksasa IKADA di Lapangan Monas melibatkan 76 organisasi silat tradisi Betawi dari lebih 20 aliran dan jaringan masyarakat kampung.
"Supaya generasi muda tahu bahwa yang memperjuangkan kemerdekaan bukan kaum elit saja, tetapi masyarakat akar rumput, khususnya 250.000 penduduk Betawi, yang mana adalah setengah dari populasi penduduk Jakarta pada saat itu, tanpa takut terhadap tentara Jepang ikut dalam Rapat Raksasa IKADA," jelasnya pada acara tersebut.
Ia juga menyebutkan, acara reka ulang Rapat Raksasa IKADA juga dilakukan bersamaan dengan pengusulan Muffreni Mu'min untuk mendapatkan gelar Pahlawan Nasional. Rizal berharap untuk tahun mendatang, peringatan peristiwa Rapat Raksasa IKADA di institusi pemerintahan tidak hanya digelar dengan pelaksanaan apel pegawai saja. Namun bisa menjadi momen yang bisa dirasakan semua kalangan masyarakat.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang juga hadir dan berpidato di atas podium rekonstruksi juga menyampaikan dukungan agar masyarakat Jakarta lebih mengenal peristiwa IKADA yang membantu memantapkan kemerdekaan kita pasca reformasi. Anies menutup pidatonya dengan mengucapkan "merdeka" dan menunjuk patung IKADA yang persis berada di seberangnya.
"Kami harapkan acara ini dilakukan setiap tahun. Saya pikir ini bagus sebagai refleksi untuk mengenang kembali sejarah dan apa yang terjadi hari ini," ujar Edhy yang kemudian memperkenalkan para atlet peraih medali Pencak Silat Asian Games 2018 di atas panggung.
Edhy berharap pemerintah ikut mendukung acara Rapat IKADA tersebut. Sebab, Republik Indonesia diyakini tidak akan bisa merdeka tanpa adanya kegiatan anak-anak muda dan tokoh bangsa seperti ini.
"Tentunya pemerintah juga harus mengingat ini. Bayangkan kalau tidak ada IKADA, mungkin sudah ada upaya untuk membatalkan kemerdekaan," tegasnya.
Menurut Edhy, Rapat IKADA yang dihadiri kelompok masyarakat dari unsur pengusaha, pedagang kecil hingga tokoh-tokoh silat ini juga menjadi sarana silaturahmi, interaksi dan hiburan. Edhy yang juga manajer tim nasional Pencak Silat menyampaikan IPSI yang diketuai oleh Prabowo Subianto akan terus mendukung acara ini bila diadakan pada tahun-tahun berikutnya.
Dalam rangkaian acara yang berlangsung nantinya, lanjut Rizal, juga diadakan diskusi bertema "Rapat Ikada dan Orang Betawi pada Rabu 19 September pukul 09.00-12.00 WIB di Gedung G Lantai Dasar Balaikota yang menghadirkan narasumber Ali Anwar (penulis buku sejarah/wartawan senior) dan JJ Rizal.
Kemudian pada Kamis 20 September pukul 09.00-12.00WIB akan digelar kembali diskusi kedua bertema 'Pahlawan Nasional dan Orang Betawi: Peran Sejarah Moeffeni Moe'min di Rapat Ikada' di lokasi yang sama.
Diskusi tersebut akan menghadirkan Saefullah (Sekda Provinsi DKI Jakarta), Nachrowi Ramli ( Tokoh Betawi dan Kepala Sandi Negara 2001-2008) dan Ahmad Syarofi (Ketua Pelaksana Pengusulan Muffreni Mu'min Pahlawan Nasional).
Masyarakat Jakarta dapat pula menikmati pameran foto peristiwa IKADA 19 September yang berlangsung pada 19-20 September di Gedung G Lantai Dasar Balaikota DKI Jakarta. Pameran tersebut akan dibuka pukul 09.00-17.00WIB.[jat]
https://nasional.inilah.com/read/detail/2480701/samudra-merah-putih-ikada-ingatkan-sejarah
No comments:
Post a Comment