Pages

Saturday, August 25, 2018

Buaya Kembaran Manusia di Masalembu Dianggap Biasa

INILAHCOM, Sumenep - Temuan seekor buaya di bibir Pantai Mandar, Pulau Masalembu, Kabupaten Sumenep, ternyata menguak berbagai mitos di kalangan warga setempat.

Salah satunya, keyakinan Wak Sisek, pria keturunan Bugis, warga Dusun Mandar, bahwa 'buaya' yang ditemukan itu merupakan 'kembaran' almarhum ibunya yang meninggal 5 tahun lalu.

Tokoh masyarakat Masalembu, Daeng Albar menuturkan, keyakinan semacam itu bukan hal baru di Masalembu. Kisah serupa sudah pernah terjadi beberapa waktu lalu. Hanya saja, tidak sempat tersendus media.

"Kalau yang sekarang ini ramai karena dipublish oleh media massa. Sebenarnya hal itu (keyakinan punya kembaran buaya: red), bukan hal yang aneh kok bagi warga Masalembu," katanya, Sabtu (25/08/2018).

Warga Dusun Mandar, Desa Sukajeruk, Kecamatan/ Pulau Masalembu, Kabupaten Sumenep, digegerkan dengan penemuan seekor buaya sepanjang 2,7 meter. Buaya tersebut pertama kali ditemukan Musa, warga setempat, di bibir Pantai Mandar, saat akan mencari kepiting.

Buaya tersebut kemudian ditangkap dan ditarik ke daratan. Di daratan, buaya itu ditempatkan di halaman rumah Wak Sisek, yang berjarak sekitar 100 meter dari bibir pantai.

Daeng Albar mengungkapkan, saat ditanya mengapa menangkap buaya itu dan ditaruh di rumahnya, Wak Sisek mengaku bermimpi bertemu ibunya. Dalam mimpi itu, ibunya bercerita kalau sebenarnya punya kembaran yang berwujud buaya.

"Dulu kebetulan ibunya Wak Sisek ini rumahnya sangat dekat dengan bibir pantai. Jadi memang sering bertemu buaya dan memberi makan buaya," ujar Daeng Albar.

Menurut cerita Wak Sisek, ciri-ciri buaya yang diyakini sebagai 'kembaran' ibunya itu salah satunya ada punuk di bagian kepala belakang.

"Waktu saya lihat buaya yang ditemukan itu, memang benar ada semacam punuk di bagian kepala. Karena itulah Wak Sisek meyakini memang buaya itu 'kembaran' ibunya," tutur Albar.

Lebih lanjut ia mengisahkan, selain dianggap 'kembaran', beberapa warga setempat meyakini bahwa ada semacam perjanjian gaib dengan buaya, tentang kedatangan mereka ke darat.

"Jadi ya mitosnya, beberapa warga ini bisa berkomunikasi dengan buaya. Disitulah kemudian ada perjanjian, kapan buaya akan datang untuk meminta 'sesajen' berupa makanan. Biasanya telur," ungkapnya.

Selain itu, di Pulau Masalembu beberapa kali terjadi, buaya akan naik ke daratan, apabila ada hajatan seperti pernikahan, atau tasyakuran. Selain itu, apabila ada kesusahan atau musibah, buaya juga akan datang ke rumah warga.

"Nah, kebetulan anak Wak Sisek ini sakit. Kata dokter, kanker payudara. Kedatangan buaya itu diyakini untuk menjenguk anak Wak Sisek yang sakit," paparnya.

Namun apapun mitos tentang buaya di Masalembu, tempat buaya tetap di laut lepas. Bukan di daratan. Karena itu, warga Dusun Mandar sepakat untuk melepas kembali buaya yang sempat ditangkap ramai-ramai dan diletakkan di rumah Wak Sisek.

"Tadi buaya itu sudah dikembalikan ke habitat semula. Warga sudah melepas buaya itu kembali ke laut," pungkasnya. [beritajatim]

Let's block ads! (Why?)

https://nasional.inilah.com/read/detail/2476091/buaya-kembaran-manusia-di-masalembu-dianggap-biasa

No comments:

Post a Comment